Ingkang Ngratoni

Share

RATU

Didalam konteks bhs.indonesia brrt raja wanita/istri raja.. tidak ada yang istimewa bagi ratu, karena masih ada permaisuri/selir raja.. 
dan sampai saat ini, pemahaman tentang ratu ya seperti itu 'istri raja'

SING NGRATONI

Dalam konteks jawa (dibaca ; jowo) .. ratu adalah sang raja, dan bukan istri raja karna ratu bisa wanita bisa lelaki, bukan hanya sekedar pemimpin tapi karna memang sudah mumpuni.. disebut 'ingkang ngratoni'
sedangkn raja itu ingkang ngrojoi yang artinya : berkuasa dan menguasai semua tunduk padanya karna si raja memang mampu memimpin dan berwibawa bukan sebab takut padanya tapi semua segan padanya..
sedngkn ratu berkuasa diatas raja makanya disebut sang raja (satu satunya raja) .. jadi kalau raja itu ada banyak maha rajapun ada banyak tapi sang raja hanya satu dialah ratu.. dalam hal kemampuan sudah melebihi kemampuan para raja, itulah ratu, bukan istri raja..
peralihan bahasa itu memang menyesatkan, karena dapat menghilangkan arti makna dan riwayat..
jadi kalau raja menguasai dan memimpin rakyat, ratu itu menguasai dan memimpin rakyat dan juga para raja..menjadi pengayom pemomong/pemelihara karena memang mampu (mumpuni) mengayomi makanya disebut ingkang ngratoni.. 

RAJA

Dalam semua kehidupan itu selalu ada rojoe.. bahkan dalam kehidupan binatang di didalam kawanan binatang selalu ada rojoe, dan para raja" tsb memang mumpuni dalam hal memimpin kawanannya.. .
cerita kuno : ada fenomena, ketika ada gerombolan ikan lele berjalan berjejer melintas meskipun sedang tidak ada air, pertanda akan terjadi gempa bumi, dan didepan gerombolan tsb, ada satu lele yang memimpin, yaitulah Rojoe.. begitu juga dengan kehidupan berbagai binatang yg lain.. selalu ada rojoe, yg mampu dan mumpuni..
meski di dalam kehidupan binatang tidak ada ratu tapi secara spiritual akan selalu ada 'kaki nini among'..yg mengayomi gerombolan2 bangsa binatang..

KUWOSO NGUWOSOI NGERATONI

Yang berkuasa yg memiliki kuasa belum tentu sudah mampu 'menguasai'
jadi yg disebut berkuasa itu lebih tentang ke-pemilikan suatu wilayah sedangkan menguasai itu tertuju pada penguasaan atas sebuah kehidupan..
makanya ada kuwoso ada waseso (nguwosoi)..
sedangkan yg menguasai belum tentu sudh mampu mengayomi..
itulah makanya ada yg disebut raja ada yg disebut ratu, jd ratu itu sudah berkuasa dan menguasai juga mengayomi (momong)..
bukan dalam hal title/cap/label/pengakuan/diakui/diangkat melainkan dalam hal 'kemampuan' bisa juga disebut 'pencapaian' 

JOYO WIJOYO

Begitu juga dalam hal yg disebut kejayaan, joyo berarti kejayaan diri tapi wijoyo itu kejayaan bagi diri sendiri dan yg lainnya..
JOYO itu hal apapun sudah dimiliki dan berlebih tiada kekurangan karena semuanya ada juga berlebih.. sedngkan 'makmur' itu semuanya serba ada dimiliki tapi tidak berlebih dan tidak kekurangan..
dan dalam hal apapun itu selalu ada 'tahapannya' jadi setelah mencapai makmur barulah dapat mencapai 'joyo' setelah joyo barulah bisa mencapai 'wijoyo'
maka setelah tahap rojo bisa menjdi mohorojo setelah itu barulah dapat mencapai sang rojo (RATU)
kalau secara sistim diatas rakyat ada raja2 diatas raja ada ratu..
di wilayah sana ada raja diwilayah sini ada rajanya tapi disana sini hanya ada satu ratu (sing ngratoni)

JOYO JOYO WIJOYO
TANAH JOWO BUMINE SANGROJO